STAIN Pekalongan Realisasikan Mou Dengan Canal Suez University, Dibidang Studi Bahasa Arab


Photo bersama: Dr usamah sayyid ali (tiga dari kiri) Dr hasan Yusuf, Dr Sa’ad al-ghoyat, Dr muzammil Basyuni di apit civitas akademika STAIN pekalongan. 

Pekalongan- Selama ini kerja sama dua lembaga perguruan tinggi Indonesia dan mesir khususnya stain dengan canal suez university lebih ke arah umum. Tapi kali ini setelah adanya stadium general (kuliah umum-red) lebih diperkuat enjadi kerja sama dibidang studi bahasa arab dengan dibuktikannya tawaran pertukaran mahasiswa antar dua perguruan tinggi dengan menggunakan metode dua tahun di Indonesia dan dua tahun di mesir. Hal tersebut dikatakan oleh Dr hasan yusuf dalam kuliah umum di ruang auditorium STAIN Pekalongan senin (8/9) yang juga dihadiri Dr usamah Sayyid Ali Ahmad selaku dekan bahasa di suez canal university dan Dr syarif Sa’ad Al-Ghoyat serta mantan duta besar RI untuk Syiria dan Mesir, Dr Muzzammil Basyuni.
“bahwa di canal suez university sendiri saat ini telah ada lembaga kajian Indonesia satu-satunya di mesir. Dan kami membuka peluang lebar untuk mahasiswa Indonesia maupun orang asing yang mau mendalami Indonesia disana” terang hasan yusuf dihadapan ribuan mahasiswa setempat.
Ditemui diruang kerjanya seusai acara, Dr Muhlisin M.Ag menjelaskan bahwa bentuk kerjasama dua lembaga perguruan tinggi tersebut terwujud berkat adanya hubungan baik antara pemerintah Indonesia dengan mesir semasa presiden soekarno.
“tidak hanya berbentuk kerjasama pertukaran mahasiswa saja. akan tetapi dalam bentuk yang lain, seperti kerja sama di bidang  penyelenggaraan akademik, seminar, pendatangan natif speaker dari Negara lain.” Jelas muhlisin.
Muhlisin juga menambahkan jalinan kerjasama tersebut dipandang perlu untuk peningkatan mutu akademik stain agar setara dengan perguruan tinggi dalam tingkat nasional maupun in ternasional.
“kita akan kirim buku-buku tentang Indonesia yang kiranya bisa dikaji di mesir. jadi kita ada semacam join riset disana. Sehingga untuk mempelajari tentang Indonesia tidak harus di Indonesia, tapi bisa dipelajari di mesir” tambah muhlisin, selaku waket I bidang kurikulum.
STAIN sebagai salah satu perguruan tinggi di pekalongan  selalu dituntut berperan aktif dalam pengembangan studi islam global serta mampu menjadi referensi pendidikan studi islam di Indonesia khususnya di pekalongan dalam menjawab tantangan zaman. Dengan menyiapkan mahasiswa-mahasiswa yang berkompetensi dan berpemikiran luas terkait keilmuan yang diajarkan. Seperti harapan dosen tarbiyah tersebut mengakhiri.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Disidak, 35 Sapi Tak Layak Jual

INILAH RANGKAIAN ACARA UNTUK SAMBUT OPS SIMPATIK

Septiana Dewi, penderita Kanker Hygroma Colli